Sebelum membuat solusi, kita harus tahu:
-
Apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna?
-
Masalah apa yang mereka hadapi?
-
Bagaimana perilaku mereka dalam kehidupan nyata?
Tanpa pemahaman ini, solusi bisa:
Apa Itu Kebutuhan, Masalah, dan Perilaku Pengguna?
Komponen | Penjelasan |
---|
Kebutuhan | Sesuatu yang penting bagi pengguna untuk mencapai tujuannya | Masalah | Hambatan atau kesulitan yang dialami pengguna saat mencoba memenuhi kebutuhannya | Perilaku | Apa yang pengguna lakukan, bagaimana mereka bertindak, dan apa yang mereka biasakan |
Langkah-Langkah Mengidentifikasi
1. Lakukan Observasi Langsung
-
Amati bagaimana pengguna menggunakan produk/layanan
-
Catat pola, kebiasaan, dan hambatan yang muncul
Contoh: Seorang pelajar membuka 4 aplikasi berbeda hanya untuk belajar satu mata pelajaran.
2. Wawancara Terstruktur atau Terbuka
-
Tanyakan pengalaman, perasaan, dan tantangan mereka
-
Gunakan pertanyaan eksploratif seperti:
3. Gunakan Empathy Map
Membantu memetakan:
4. Identifikasi Kebutuhan Tersembunyi (Latent Needs)
Contoh: Pengguna tidak bilang mereka "butuh kenyamanan", tapi selalu memilih kursi paling empuk saat belajar.
Contoh Pemetaan
Aktivitas Pengguna | Perilaku | Masalah yang Teridentifikasi | Kebutuhan |
---|
Belajar daring di rumah | Duduk lama di depan layar | Mudah terdistraksi, lelah, bosan | Lingkungan belajar fokus dan menarik | Mengurus administrasi | Bingung isi formulir | Proses rumit, banyak langkah | Proses yang simpel dan jelas | Belanja online | Membandingkan banyak produk | Tidak yakin kualitas produk | Informasi produk yang transparan dan terpercaya |
Cara Menyusun Temuan dari Pengguna
-
Kutipan langsung pengguna (voice of customer)
"Saya sering capek belajar dari laptop seharian."
-
Insight
Pengguna butuh jeda visual & variasi media saat belajar online.
-
Masalah Utama
Proses belajar monoton & terlalu visual tanpa interaksi.
-
Kebutuhan
Sistem belajar yang lebih interaktif & fleksibel.
Tips Mengidentifikasi Kebutuhan dengan Efektif
-
Dengarkan, jangan menghakimi
-
Gali lebih dalam dengan bertanya "Mengapa?" beberapa kali
-
Perhatikan konflik antara yang dikatakan dan dilakukan
-
Dokumentasikan secara visual (peta pikiran, sticky notes, empathy map)
Kesimpulan
Mengidentifikasi kebutuhan, masalah, dan perilaku pengguna adalah inti dari tahap Empathize.
Dengan pemahaman yang akurat, kamu bisa:
"Don’t find customers for your products. Find products for your customers." – Seth Godin
Apa Itu Tahap Define?Tahap Define adalah proses menyusun dan merumuskan pernyataan masalah (problem statement) berdasarkan data, wawasan, dan temuan dari tahap Empathize. Tujuannya adalah untuk:
-
Menentukan fokus masalah yang akan dipecahkan
-
Mewakili kebutuhan nyata pengguna, bukan asumsi pribadi
-
Menjadi dasar untuk ideasi (brainstorming) di tahap berikutnya
🧠 Mengapa Tahap Define Penting?Tanpa rumusan masalah yang jelas:
-
Tim bisa membuat solusi yang tidak tepat sasaran
-
Fokus kerja menjadi kabur
-
Ide cenderung menyebar ke mana-mana
Dengan problem statement yang tajam:
🔍 Langkah-langkah dalam Tahap Define1. Kumpulkan Insight dari Tahap EmpathizeGunakan data dari:
-
Wawancara
-
Observasi
-
Empathy Map
-
Persona
➡️ Tujuannya: Temukan tema umum, pola masalah, dan kebutuhan nyata.
2. Identifikasi Masalah UtamaTanyakan:
-
Apa yang paling menghambat pengguna?
-
Apa kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi?
-
Apa yang membuat pengguna frustrasi, bingung, atau kesulitan?
3. Tentukan Fokus PenggunaGunakan format seperti:
4. Tulis Problem StatementGunakan kerangka berikut: 📝 Point-of-View (POV) Statement
[Nama Persona] membutuhkan [kebutuhan] karena [alasan emosional atau praktis].
Contoh:
Adit, seorang mahasiswa tingkat akhir, membutuhkan cara untuk menyusun jadwal skripsi yang fleksibel, karena ia juga harus bekerja paruh waktu dan sering kewalahan mengatur waktu.
💡 Alternatif: Format How Might We (HMW)Setelah menyusun POV, ubahlah menjadi pertanyaan terbuka: 🔧 How Might We...
Bagaimana kita bisa membantu Adit menyusun jadwal skripsi yang fleksibel dan realistis?
Tujuan: Mengubah masalah menjadi tantangan kreatif yang memicu ide
📌 Contoh Penerapan🎓 Studi Kasus: Siswa Kesulitan Belajar OnlineTemuan Empathize:
-
Bosan dengan tampilan monoton
-
Terdistraksi lingkungan rumah
-
Merasa tidak terhubung dengan guru
POV Statement:
Sinta, siswi SMA, membutuhkan platform belajar yang menarik dan interaktif karena ia mudah terdistraksi dan kehilangan motivasi saat belajar online.
How Might We:
Bagaimana kita dapat menciptakan pengalaman belajar online yang menarik dan menjaga fokus Sinta?
🧭 Tips Menyusun Problem Statement yang EfektifTips | Penjelasan |
---|
🎯 Spesifik | Fokus pada satu pengguna & satu masalah utama | 🧍 User-centered | Berdasarkan kebutuhan dan perspektif pengguna, bukan asumsi pribadi | 💬 Terdengar alami | Hindari bahasa teknis yang kaku | 🧠 Memicu ide | Gunakan kata-kata yang terbuka untuk solusi inovatif |
❌ Contoh Problem Statement yang Kurang Efektif
“Kita perlu membuat aplikasi pembelajaran.”
🚫 Ini solusi, bukan masalah. ✅ Ganti dengan:
“Siswa membutuhkan cara untuk tetap fokus dan termotivasi selama pembelajaran daring karena mereka sering merasa jenuh dan kesepian.”
✨ KesimpulanTahap Define adalah jembatan antara pemahaman pengguna dan pengembangan solusi.
Problem Statement yang baik akan menjadi kompas ideasi dan memastikan inovasi tetap relevan dan bermanfaat.
“A well-defined problem is half-solved.” – Charles Kettering
made by FARIS NUROYAN
|
0 Komentar